Kamis, 05 Mei 2011

CARA SYETAN MENGHILANGKAN IMAN.

Dalam sebuah hadits diceritakan: Sesungguhnya syetan yang dilaknati ﷲ mendatangi dan duduk di atas kepala seorang hamba (yang sedang menghadapi sakarotul maut) dan berkata kepadanya: “Tinggalkanlah agama ini dan katakanlah Tuhan ada dua agar engkau selamat dari kepayahan”. Ketika itu ada kekhawatiran dan ketakutan yang sangat besar, oleh karena itu tetaplah dirimu agar selalu menangis dan tadharru’ (merendahkan diri) kepada ﷲ dan bangun pada tengah malam dengan memperbanyak ruku’ndan sujud agar selamat dari siksa ﷲ SWT.
Imam Abu Hanifah pernah ditanya: “ Apakah dosa yang paling dakhawatirkan dapat menghilangkan iman?” Dia menjawab: “Meninggalkan syukur atas iman, meninggalkan takut mati dan berbuat zhalim terhadap sesama. Maka orang yang dalam hatinya ada tiga sifat tersebut, biasanya ia keluar dari dunia sebagai orang kafir, kecuali orang yang mendapat keberuntungan.
Hal yang paling berat dirasakan mayit adalah rasa haus dan terbakarnya hati, pada waktu itu syetan mempunyai kesempatan untuk menghilangkan keimanan orang mukmin, karena sangat hausnya pada waktu itu Syetan datang padanya dengan membawa tempat air dari es dan menggerak-gerakkanya. Maka berkatalah orang mukmin: “Berilah aku air” dia tidak tahu kalau itu Syetan. Maka syetan berkata: “Katakanlah tidak ada yang menciptakan alam, maka engkau akan kuberi air”. Jika orang itu beruntung maka dia tidak menjawab. Kemudian syetan datang ke telapak kakinya dan menggerak-gerakkannya tempat air itu, dan berkata: “Katakanlah Rasulullah itu pembohong, maka engkau akan kuberi air”. Jika orang itu celaka dia menuruti karena tidak sabardalam kehausan, dan dia keluar dari dunia sebagai kafir (semoga ﷲ melindungi kita dari hal tersebut). Dan jika orang itu beruntung maka dia menolak permintaan syetan dan dia memikirkan akibatnya.
Sebagaimana diceritakan kisah Abu Zakaria AZ-Zahid ketika menghadapi kematian, sahabatnya datang waktu dia sedang menghadapi sakarotul maut dan mengajarinya kalimat Thoyyibah “LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASUULULLAH”. Tapi dia memalingkan wajahnya dan tidak mau mengucapkannya, maka diulanginya untuk kedua kalinya tapi dia tetap memalingkan wajahnya dan tidak mengucapkannya,diulanginya tiga kali dan Abu Zakaria berkata: “Aku tidak akan mengucapkannya”.
Maka diapun pingsan didepan temen-temennya, setelah Abu Zakaria sadar dari pingsannya yang sesaat dan merasa ringan, dia membuka matanya seraya berkata pada mereka: “Apakah engkau mengatakan sesuatu kepadaku?” Mereka berkata: “Ya, kami mengajarkanmu syahadat 3 kali, dan eengkau berpaling 2 kali da engkau berkata pada saat yang ketiga:”Aku tidak akan mengucakannya”. Abu Zakaria menjawab: ”Aku didatangi iblis yang membawa rempat air dan dia duduk di kananku sambil menggerak-gerkkan tempat air, dan berkata kepadaku: “Apakah engkau membutuhkan air”. Aku berkata: “Ya” Dia berkata (lagi): “(katakanlah) Isa anak ﷲ” maka aku berpaling darinya. Kemudian syetan mendatangi pada kakiku dan berkata padaku seperti tadi dan untuk ketiga kalinya berkata: “Katakan tidak ada Tuhan”. Aku pun berkata: “aku tidak akan mengucakannya”. Msks iblis membanting tempat air tersebut dan berlari menjauh. Aku menolak ajakan iblis bukan ajakanmu, aku bersaksi tidak ada tuhan yang wajib disembah selain ﷲ dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambanya dan utusannya.
Diriwayatkan dari Manshur bin Ammar, ia berkata: Ketika telah dekat kematian seseorang maka keadaannya dibagi menjadi 5 (lima), yaitu:
1. Harta untuk ahli warisnya.
2. Ruh (nyawa) untuk malaikat maut.
3. Daging untuk cacing tanah.
4. Tulang untuk tanah
5. Kebaikannya untuk para musuh dan syetan yang akan menghilangkan keimanannya.
Lalu Mansyur bin Ammar berkata (lagi): “Jika ahli warisnyanpergi membawa harta, Malaikat Maut membawa ruh, dan musuh membawa kebaikan itu boleh saja(tidak apa-apa). Tapi jangan sampai syetan membawa iman (memisahkan dari Agama Islam), karena pisahnya ruh dari jasad itu bukanlah pisah dengan Tuhan dan tidak ada yang tahu setelah itu, maka rugilah orang yang kehilangan keimanannya.
Dari buku Alam Ghaib & Alam Akhirat alih bahasa oleh Musa Turoichan Al-qudsiy dari kitab Daqoiqul Akhbar karangan Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-qadhiy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar